Nikmati saja hujan dengan secangkir kopi hangat dan obrolan di blog ini....

Senin, 18 Agustus 2014

Mengaku gagal, itu lebih baik!!



Yohanes 12 : 9 – 19

Setelah membaca perikop ini, saya teringat akan serial laga waktu masih kecil : Power Rangers. Di setiap akhir episode pasti ditampilkan kekonyolan sekelompok penjahat yang ingin menguasai bumi tapi selalu gagal karena aksi Power Rangers. Kelompok itu dipimpin oleh Rita Repuluza. Saat misi mereka gagal, mereka malah ribut sendiri dan saling menyalahkan satu sama lain.

Demikian pula dengan akhir perikop ini. Adalah orang-orang Farisi yang yang mengakhiri perikop ini dengan kekonyolan. Yang satu menunjuk yang lain dan menganggap peristiwa orang banyak mengelu-elukan Yesus adalah bukan kesalahan dirinya tetapi kesalahan yang lain. Hampir mirip dengan gerombolan Rita Repuluza yang saling menyalahkan satu dengan yang lain atas suatu kegagalan.

Misi orang Farisi adalah memengaruhi orang-orang di Yerusalem dan sekitarnya untuk membenci Yesus. Ayat 11 menjelaskan sebabnya. Keberhasilan Yesus membangkitkan Lazarus membuat banyak orang Yahudi yang meninggalkan pimpinan agama mereka dan mengikut Yesus. Ada sebuah gerakan yang membahayakan bagi eksistensi agama Yahudi pada waktu itu. Pimpinan agama Yahudi seolah-olah ditelanjangi kewibawaannya ketika Yesus hadir di tengah-tengah umat. Orang-orang farisi pun lalu ingin menjatuhkan Yesus dengan segala macam cara, termasuk rencana membunuh Lazarus, supaya banyak orang Yahudi nantinya kembali kepada imam-imam Yahudi.

Akan tetapi misi tersebut gagal ketika dengan penuh wibawa Yesus memasuki gerbang Yerusalem meskipun hanya dengan menunggangi keledai. Justru dengan kerendahan itulah, banyak orang takjub dan mengelu-elukan Yesus seperti layaknya raja. Mereka menyongsong Yesus dengan seruan, “Hosana... Hosana....” Tentunya saat itu orang-orang Farisi tidak berani menampakkan batang hidungnya. Rasa malu itu tentu tak tertahankan. Dengan sembunyi-sembunyi mereka saling menyalahkan satu dengan yang lain karena kegagalan yang dialami. Mereka saling tuding dan saling lempar kesalahan.

Ah, tidak perlu munafik... kita sering kok seperti orang Farisi. Saat kegagalan itu kita alami, kita merasa itu bukan kesalahan kita. Jarang sekali yang mengatakan dengan jujur :”ya, aku yang salah”. Sebaliknya saat keberhasilan itu kita terima, kita sering menunjuk diri sendiri sebagai pahlawan. Coba saja kalau orang-orang farisi itu berhasil, mungkin teksnya akan berbunyi : “Kamu lihat sendiri, kalau tidak ada aku kita tidak akan bisa berhasil seperti ini”. Ah, dasar manusia... mari kita belajar untuk menyangkal diri dengan mengakui kesalahan kita bukan hanya di hadapan Tuhan saja tetapi yang tidak kalah penting adalah juga di depan sesama. Selamat berkarya.

Ceper, 180411

Tidak ada komentar:

Posting Komentar