Nikmati saja hujan dengan secangkir kopi hangat dan obrolan di blog ini....

Senin, 18 Agustus 2014

Di Balik Layar



Selama ini saya membayangkan Tuhan Yesus berpindah-pindah tempat dalam pelayananNya ditemani kedua belas muridNya yang setia. Kemudian bagaimana dengan kehidupan “di balik layar” mereka? Bagaimana mereka mendapatkan dana untuk kehidupan mereka? Bukankah mereka tidak bekerja? Lukas 8 : 1 – 3 sedikit memberikan gambaran bagaimana sisi lain pelayanan Tuhan Yesus.

Ternyata di samping keduabelas murid, Yesus juga diikuti para perempuan yang telah disembuhkan. Bukan hanya dua atau tiga tapi disebutkan banyak perempuan! Ah... sepertinya inilah jawabannya. Ayat 3 menjelaskan bahwa perempuan-perempuan itulah yang melayani Yesus dan para murid dengan kekayaan mereka. Kekayaan mereka? Ya, jelas tertulis di sini kekayaan mereka! Dalam bahasa aslinya pun juga kalau diterjemahkan demikian. Lalu apa yang bisa kita pelajari?

Tuhan Yesus tidak pernah minta untuk dilayani. Ia selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka yang membutuhkan. Di sinilah kuncinya. Saat Ia melayani dengan kesungguhan hati, banyak orang yang kemudian berempati kepadaNya. Ketika Tuhan Yesus menyembuhkan para perempuan dengan tulus, para perempuan pun tergerak hatinya untuk balik melayani Dia. Bahkan dari ayat 3 para perempuan memberikan apa yang mereka miliki untuk pelayanan Yesus dan para murid. Tidak perlu saya tafsirkan lebih dalam mengenai “kekayaan mereka”, tetapi dari sini kita sudah bisa mengetahui betapa seriusnya para perempuan itu melayani Yesus dan para murid. Mereka sungguh-sungguh ingin membalas kebaikan Yesus karena diawali dengan pelayanan Yesus yang juga dengan kesungguhan hati. Memang benar ajaran Tuhan Yesus : “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Hal yang paling utama adalah melayani dengan sungguh-sungguh. Akibatnya? Kehidupan “di balik layar” Yesus dan para murid dapat terjamin karena hadirnya para perempuan yang setia melayani mereka.

Apakah kita masih memikirkan pekerjaan kita tidak sesuai dengan apa yang kita dapatkan? Kemungkinan besar pola pikir kita salah. Ketika kita meneladan Yesus, kita akan mencoba memberika yang terbaik terlebih dahulu tanpa memedulikan apa yang kita dapat nantinya. Kalaupun nanti kita tidak mendapat “sesuatu” ya sudah, toh kita pun tidak mengharapkan. Yang penting adalah bagaimana kesungguhan kita untuk bekerja dan menghasilkan karya yang terbaik (bahasa rohaninya : melayani). Ketika melihat orang lain senang dengan pekerjaan kita, di situlah akan ada sebuah suka cita dan kepuasan batin yang merupakan berkat tak ternilai.

Jadi demikianlah kunci kehidupan “di balik layar” pelayanan Yesus dan para murid. Mereka dilayani dan dicukupi oleh para perempuan yang mengikuti dengan setia (bahkan sampai kematian Yesus di Golgota dan paska kematian Tuhan Yesus). Pepatah mengatakan di balik kesuksesan seorang laki-laki, selalu ada perempuan yang melayani. Jadi.... biarlah hidup kita ini berjalan dengan saling melayani. Bukan saling dilayani.


Ceper, 250511

Tidak ada komentar:

Posting Komentar