Nikmati saja hujan dengan secangkir kopi hangat dan obrolan di blog ini....

Senin, 18 Agustus 2014

Agama Perlukah Dibela?

Pro kontra pembubaran salah satu ormas agama sedang hangat dibicarakan (meskipun masih kalah dengan kasus video Luna Maya). Ketika menyimak sekilas mengenai organisasi ini tentunya akan timbul pertanyaan : perlukah agama dibela?

Kalau menurut saya pembelaan terhadap suatu agama tentu mengarah kepada masalah menjaga eksistensi agama yang dibelanya. misalnya saja pada saat perang salib, ada sebuah pembelaan dari para pemeluk agama terhadap agamanya ketika mendapatkan serangan dari agama lain. Jelas terlihat adanya pembelaan dalam rangka membela agamanya dari "serangan" agama lain. Bisa dimaklumi ketika ada dua atau lebih agama yang bersengketa sehingga timbul aksi saling membela.

Akan tetapi yang dilakukan oleh saudara2 kita dalam ormas ini membela agamanya dari esuatu yang tidak jelas. Yang diserang adalah pemerintah (anggota dewan), saudara-saudara seiman, dan saudara-saudara beda iman. Seolah-olah membela agamanya dari semua orang menurutnya salah.

Pada dasarnya bermaksud baik yaitu bagaimana supaya ajaran agamanya itu dapat berjalan dengan baik. Mereka memposisikan diri sebagai "pengingat" kepada mereka yang melanggar ajaran. Kalau dalam pemerintah, posisi mereka bisa diibaratkan sebagai polisi yang mengeksekusi. Tapi konsep mereka ini menjadi lemah ketika melihat kebenaran ajaran agama yang mereka bela itu menurut siapa?

Kelemahan konsep tersebut ditembah lagi dengan penggunaan kekerasan yang menjurus kepada anarkisme. Apakah agama mengajarkan kekerasan? Apakah agama mengajarkan perusakan? Memang mereka bisa menempatkan diri sebagai "polisi" yang menertibkan hal-hal yang menyimpang dari ajaran. Tapi penafsiran "menyimpang" dan "menertibkan" di sini harusnya mereka pahami dengan lebih bijaksana.

Pengertian "menyimpang" harus mereka kaji lebih lanjut. Apakah pembangunan gereja itu sesuatu yang menyimpang? Apakah sosialisasi kesehatan itu sesuatu yang menyimpang? Apakah film yang menggunakan artis Miyabi itu adalah sesuatu yang menyimpang? Apakah pengiriman Miss Universe adalah sesuatu yang menimpang?

Demikian pula dengan konsep "menertibkan" bukankah tidak melulu dengan anarkisme dan perusakan? Kalau mereka mengaku pembela ajaran Tuhan, seharusnya mereka terlebih dahulu berkaca dan bertanya : apakah saya sudah layak membela ajaran Tuhan? Jangan-jangan merekalah yang justru "menyimpang" dan perlu "ditertibkan"? Hanya Tuhan yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar